Indonesiainside.id, Nairobi– Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan pembukaan jalur bantuan penting di Tigray, Ethiopia di tengah krisis pangan yang semakin serius. Badan dunia itu telah memperingatkan bahwa orang-orang di kawasan itu berada dalam bahaya kelaparan karena kehabisan makanan.
Akses ke wilayah itu diblokir minggu lalu karena serangan dan itu adalah satu-satunya rute pengiriman bantuan yang dapat diakses oleh konvoi Program Pangan Dunia (FAO). Sekitar 150 truk yang memuat makanan dan persediaan lainnya ditahan di Semera sambil menunggu persetujuan keamanan resmi.
Sementara itu, 44 truk lainnya menuju Tigray pada hari Rabu, Koordinator Urusan Kemanusiaan (OCHA), sebuah badan di bawah PBB, mengatakan dalam sebuah pernyataan. Semera adalah ibu kota provinsi Afar yang berbatasan dengan Tigray di timur dan menjadi kunci setelah dua jembatan di sepanjang rute itu hancur Juni lalu.
Konvoi terakhir berhasil tiba di Mekele, Tigray pada 12 Juli dan OCHA memperingatkan sisa pasokan makanan hanya bisa bertahan hingga Jumat ini. “Relawan mitra kami juga akan kehabisan kebutuhan, terutama susu formula untuk merawat sekitar 4.000 anak kurang gizi setiap bulannya,” jelas OCHA.
Pada November tahun lalu, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengerahkan pasukan ke Tigray untuk menangkap pemimpin dan menyita senjata kelompok pemberontak yang berkuasa saat itu, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF). Perang telah memperburuk krisis kemanusiaan di kawasan itu dan PBB telah memperingatkan bahwa 400.000 orang kelaparan.
“Kekurangan pasokan, bahan bakar dan peralatan komunikasi diperkirakan akan menghentikan upaya kemanusiaan dalam dua minggu ke depan dan diperkirakan 600 truk barang dibutuhkan setiap minggu,” kata badan PBB itu dikutip AFP. “Kekurangan bahan bakar mempengaruhi bantuan kesehatan termasuk vaksinasi dan layanan kesehatan lainnya dan berisiko mengganggu akses ke air bersih untuk penggunaan 450.000 orang,” tambahnya. (NE)