TEMPO.CO, – Korea Utara mengalami krisis pangan akibat sektor pertanian yang gagal karena badai. Harga bahan makanan di sana pun melonjak tajam.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengakui kondisi tersebut dalam sebuah rapat pleno komite pusat Partai Buruh, pekan lalu. “Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian akibat kerusakan akibat topan tahun lalu,” kata Kim dilaporkan KCNA seperti dikutip dari Reuters, Rabu, 16 Juni 2021.
Menurut laporan NK News, seperti diberitakan Business Insider, di ibu kota Pyongyang, harga pisang per kilogram mencapai US$45 atau Rp648 ribu. Sebungkus teh hitam dijual seharga US$70 atau Rp1 juta, dan sebungkus kopi seharga US$100 atau Rp1,4 juta.
Harga barang kebutuhan sehari-hari seperti sampo juga melonjak dengan harga US$200 atau Rp2,8 juta untuk satu botol.
Radio Free Asia pada Senin pekan lalu melaporkan jika harga beras dan nilai dolar AS di Korea Utara berfluktuasi hampir 10 dan 15 persen dalam satu hari. Outlet lain melaporkan pada hari yang sama bahwa harga gandum dan bahan bakar semuanya melonjak baru-baru ini.
Harga beras secara khusus naik sebesar 22 persen dalam satu pekan di awal Juni. Sebuah laporan mengatakan harga beras meningkat hampir dua kali lipat.
Meski dalam krisis, Kim mengklaim ekonomi negaranya membaik pada tahun ini. Menurut dia, ekonomi secara keseluruhan telah meningkat pada paruh pertama tahun ini, dengan total produksi industri tumbuh 25 persen dari tahun sebelumnya.
Partai Buruh pun berjanji untuk mengarahkan semua upaya pertanian tahun ini dan membahas cara-cara untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Dalam acara itu, Kim menyerukan langkah-langkah untuk meminimalkan dampak bencana alam sebagai pelajaran dari tahun lalu dan kunci untuk mencapai tujuan tahun ini.
Pada Januari, Kim menyatakan rencana ekonomi lima tahun sebelumnya telah gagal di hampir setiap sektor, akibat kekurangan listrik dan makanan kronis yang diperburuk oleh sanksi, pandemi, dan banjir. Pandemi yang berlarut-larut mengharuskan partai untuk meningkatkan upaya menyediakan makanan, pakaian, dan perumahan bagi rakyat Korea Utara.