Industri Minyak Sawit Ternyata Masuk Pilar Ketahanan Pangan Global

Warta Ekonomi, Jakarta –

Minyak sawit adalah minyak nabati yang saat ini banyak diperdagangkan secara internasional. Perdagangan minyak sawit global sebagai Crude Palm Oil (CPO), maupun Crude Palm Kernel Oil (CPKO) melibatkan hampir seluruh negara di dunia baik sebagai produsen maupun konsumen.

Dikutip dari laman Gapki.id, Selasa (9/7/2024), ada sekitar 10 negara produsen dengan 39 negara eksportir dan 220 negara importir atau konsumen. Adapun perdagangan minyak sawit dunia ini mencakup minyak sawit dalam bentuk produk antara atau intermediate product maupun produk jadi atau finished product.

Sekitar 70 – 90% minyak sawit yang diperdagangkan di pasar dunia digunakan untuk pangan. Bahkan, sejak abad ke-18, minyak sawit dijadikan sebagai sumber pangan bagi masyarakat Afrika. Bahkan hingga saat ini, berbagai produk pangan berbasis minyak sawit seperti ice cream, minyak goreng, margarin, cokelat, creamer, biskuit, speciality fats, dan lain sebagainya tersedia dan terdistribusi sehingga bisa dikonsumsi oleh masyarakat dunia.

Sementara itu, peran minyak sawit sebagai sumber pangan bisa terlihat pada level negara atau kawasan. Misalnya, penggunaan minyak sawit untuk pangan di China pada tahun 2021 sebesar 66%, India 96%, Pakistan sebesar 98% dan Uni Eropa sebesar 36%.

Angka tersebut menunjukkan perbedaan konsumsi antara produk pangan berbasis minyak sawit di wilayah Asia dan Eropa.

Masyarakat di kawasan Asia menggunakan minyak sawit sebagai minyak goreng yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun industri. Sementara di kawasan Amerika dan Eropa, penggunaan minyak sawit dipergunakan sebagai bahan baku oleh industri pangan seperti bakery, biskuit, cokelat, dan sebagainya.

Salah satu produk sampingan kelapa sawit, selain pangan untuk manusia (oleofood), yakni Palm Kernel Meal (HS 2306.60) juga dipergunakan sebagai bahan baku industri pakan ternak atau feedmil dunia.

Palm Kernel Meal (PKM) digunakan oleh industri pakan ternak global sebagai kebutuhan pakan yang meningkat seiring dengan peningkatan produksi dari produk peternakan dan naiknya tren memelihara hewan kesayangan akhir-akhir ini.

Indonesia dan Malaysia merupakan negara produsen minyak sawit menyumbang ekspor PKM terbesar. Hal itu menunjukkan peningkatan yakni dari sekitar 2,8 juta ton pada tahun 2000 lalu, menjadi 7 juta ton pada tahun 2021. Sehingga, pangsa ekspor PKM Indonesia meningkat dari 37% menjadi 71% pada periode tersebut.

Ada produk sawit lainnya yang berpotensi digunakan sebagai bahan baku industri pakan selain PKM. Produk tersebut antara lain Palm Oil Mill Effluent (POME), Oil Palm Fronds (OPF) dan Palm Press Fibre (PPF).

Produk sampingan tersebut bermanfaat untuk bahan baku pakan ternak unggas, perikanan dan ruminansia atau hewan pemamah biak.

Dengan demikian, jelas bahwa industri sawit dunia, utamanya Indonesia merupakan bagian dari ketahanan pangan global atau feeding the world. Pasalnya, ada berbagai produk pangan berbasis minyak sawit yang dikonsumsi secara massif baik secara sadar maupun tak sadar oleh rumah tangga, industri pangan hingga food service industry.

Sumber: https://wartaekonomi.co.id/read538798/industri-minyak-sawit-ternyata-masuk-pilar-ketahanan-pangan-global