KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Hampir seluruh jenis komoditas pangan berada pada level harga yang tinggi dalam sebulan terakhir. Kalaupun ada yang komoditas yang turun, harga sebanding dengan kenaikan sebelumnya. Tak heran, sasaran tembak kembali mengarah ke pemerintah yang gagal mengantisipasi lonjakan harga ini.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan mengharapkan harga pangan, khususnya cabai dan bawang merah yang naik drastis belakangan ini, akan kembali turun mulai bulan Juli 2022.
“Cabai dan bawang merah sebentar lagi, ritmenya, nanti sekitar Juli dan Agustus, itu turun (harga),” kata Oke, Sabtu (25/6). Pertimbangan Oke, cuaca yang sudah lebih baik pada dua bulan ke depan bakal membantu produksi cabai dan bawang merah.
Sementara, Koordinator Bidang Harga Pangan Badan Pangan Nasional, Rachmi Widiriani mengatakan, penyebab utama kenaikan harga pangan yang cukup tinggi pada tahun ini karena tidak meratanya distribusi dari wilayah produksi.
“Dampaknya cukup terasa terhadap stabilitas harga pangan baik di produsen maupun konsumen,” ucapnya.
Rachmi menyebut, kerjasama Badan Pangan Nasional dengan para pihak terkait untuk memperlancar distribusi pangan telah dilakukan sejak berdirinya Badan Pangan Nasional pada awal tahun ini.
Misalnya, fasilitasi distribusi cabai rawit merah dan bawang merah dari wilayah surplus ke wilayah defisit, serta mendatangkan sapi ke Jakarta dan Bandung Raya dengan menggandeng Kementerian Perhubungan dan BUMN PT BGR Logistik Indonesia.
Terbaru, Badan Pangan Nasional memfasilitasi distribusi panen jagung dari wilayah Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB).
Benahi pola tanam
Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) Reynaldi Sarijowan berpendapat, pedagang pasar menjadi pihak yang patut didengarkan suaranya dalam pembuatan kebijakan untuk mengatasi lonjakan harga pangan ini.
“Kami kira, kalau pemerintah mau menyelesaikan seluruh persoalan bahan pangan ini, harus libatkan seluruh pihak, termasuk pedagang pasar,” katanya.
Ia juga mengritik blusukan Menteri Perdagangan Zuklifli Hasan lantaran hanya dilakukan ke beberapa pasar. Kunjungan itu juga tidak menyelesaikan persoalan lonjakan harga pangan karena semua stok dan harga cuma dikondisikan untuk menenangkan Menteri Perdagangan pada saat blusukan.
Pengamat Pertanian Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori bilang, solusi jangka pendek untuk mengatasi kenaikan harga pangan ini adalah memberikan subsidi, terutama pangan impor seperti kedelai.
Sedangkan tata kelola komoditas pangan lokal harus membenahi pola tanam dan panen agar stok memadai sepanjang tahun.
Sumber : https://nasional.kontan.co.id/news/harga-pangan-melambung-pemerintah-perlu-libatkan-pedagang-pasar-cari-solusi