Liputan6.com, Jakarta Perbaikan kualitas air dan memacu kesadaran pemanfaatan air melalui adaptasi perubahan iklim pada areal persawahan. Ditunjang pola bertanam jajar legowo (Jarwo) melalui inovasi Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture (CSA) akan mendukung upaya Kementerian Pertanian RI melakukan Pertambahan Areal Tanam (PAT) di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Kebumen menjadi sasaran PAT dan pompanisasi dari Kementan di bawah kendali dan koordinasi Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian [PVTPP] selaku Penanggung Jawab kegiatan PAT pada enam kecamatan dari total 26 kecamatan mencakup 449 desa dan 11 kelurahan.
Diketahui, Kebumen merupakan lokasi kegiatan inovasi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang mencakup 15 kecamatan di Kebumen.
Kepala Pusat PVTPP Kementan, Leli Nuryati bahwa pihaknya melaksanakan koordinasi teknis percepatan tanam padi melalui pompanisasi, belum lama ini, setelah menghitung potensi pompanisasi validasi data bagi potensi perluasan areal tanam dan verifikasi sumber air.
“Pada level kabupaten, tanggung jawab kami merencanakan potensi pompanisasi, validasi data untuk potensi areal tanam dan verifikasi sumber air,” katanya.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pada jajarannya segera mempercepat tanam padi. Guna mengejar ketertinggalan produksi yang sempat tertinggal pada musim sebelumnya.
“Situasi pangan kita secara nasional sedang tidak baik-baik saja. Ini akibat El Nino panjang sejak 2023 dan berimbas hingga 2024,” katanya.
Mentan Amran menambahkan, sektor pertanian pada 2023 mengalami kemunduran musim tanam karena lahan persawahan kering kerontang. Kegiatan tanam di seluruh Jateng, untuk 2024, harus mencapai satu juta hektar agar dapat menutupi kekurangan tahun berikutnya.
Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders.
“Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Pola Tanam
Direktur NPIU SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan inovasi CSA menerapkan pola tanam Jajar Legowo yang berselang-seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong. Tujuannya, memacu produktivitas seraya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
“Pola tanam Jarwo merupakan salah satu inovasi CSA dengan tujuan utama mengoptimalkan produksi dan menghemat konsumsi sumber daya air serta memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan kolaborasi antara pemangku kepentingan dalam industri pertanian,” katanya.
Sementara Project Manager SIMURP, Sri Mulyani menyoroti tentang metode Alternate Wetting and Drying [AWD] berupa pergiliran basah dan kering terbukti mampu hemat air hingga 20%.
“Inovasi AWD layak diterapkan pada wilayah sasaran pompanisasi dari Kementan, agar petani didampingi penyuluh dapat optimal memanfaatkan air yang dipompa dari sungai dan embung,” katanya.
Diketahui, 15 kecamatan lokasi kegiatan CSA di Kebumen adalah Alian, Buluspesantren, Karangsambung, Kebumen, Klirong, Kutowinangun, Petanahan, Poncowano, Puring, Mirit, Rowokele, Ayah, Buayan, Sruweng, Pejagoan, Adimulyo, Kuwarasan, Sempor, Gombong dan Karang Anyar.
Petani Muda Sulit Dapat Modal Usaha, KUR jadi Solusi
Sebelumnya, upaya Kementerian Pertanian RI mendorong regenerasi pertanian, khususnya di kalangan petani muda adalah langkah penting untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.
Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mendorong para petani muda untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai sumber pendanaan bagi usaha pertanian mereka, yang didukung Kementan melalui Program Tani Akur.
“Pencapaian KUR oleh petani muda akan memberi dukungan penting dalam perkembangan pertanian yang modern dan mandiri,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (13/5/2024).
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa strategi Tani Akur merupakan langkah tepat mendukung pengembangan wirausahawan muda di sektor pertanian.
“Program Tani Akur memiliki potensi besar dalam menjawab tantangan yang dihadapi pembangunan pertanian kita,” katanya.
Program KUR, kata Dedi Nursyamsi, merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk meningkatkan akses modal bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah [UMKM] termasuk di sektor pertanian dengan suku bunga rendah dan jaminan kredit yang disediakan oleh pemerintah.
Guna membuka wawasan dan mendorong petani muda memanfaatkan KUR, Polbangtan Malang selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] dari Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] di Provinsi Jawa Timur menggelar webinar Millennial Agriculture Forum [MAF] edisi Tani Akur pada Rabu [8/5] di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Ngunut selaku Business Development Services Provider [BDSP] YESS di Kabupaten Tulungagung.
Webinar MAF dengan tema ´Dukungan Lembaga Keuangan dalam Ekosistem Pertanian´ menghadirkan narasumber dari perbankan dan pelaku usaha pertanian untuk memberikan wawasan dan dukungan bagi petani muda.
Petani Muda
Hadir pimpinan Kredit Mikro Bank Jatim wilayah Tulungagung, Okik Rizki Andrian; Ketua Koperasi Agritama YESS Tulungagung, Wahyu Candra; local champion dari Owner Berkah Lembu, Nuril Anwar dan Koordinator BPP Ngunut, Asringah.
Kegiatan MAF dihadiri 25 petani muda secara tatap muka (offline) dan lebih 200 peserta via daring (online) yang terdiri atas penyuluh dan petani muda. Dibuka oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Kementan (Pusdiktan) Idha Widi Arsanti via online didampingi Project Manager YESS Jawa Timur, Acep Hariri.
“Kegiatan MAF yang rutin diadakan, diharapkan dapat memfasilitasi bagaimana proses perekonomian atau bisnis bisa dijalankan. Penyuluh memegang peran penting dalam mendampingi petani muda membangun bisnis pertanian,” kata Kapusdik yang akrab disapa Santi.
Penyuluh, katanya, yang paling dekat dengan stakeholders atau pendamping dari pemerintah. Lembaga keuangan seperti Bank Jatim dapat membantu para petani muda mengakses modal perbankan bagi pengembangan usahanya.
Terpisah, Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengharapkan webinar MAF yang dipusatkan di BPP Ngunut, Tulungagung memberikan wawasan berharga bagi para petani muda, dalam mengembangkan usaha pertanian mereka sekaligus mendorong regenerasi dan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia.
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5604400/jurus-kementan-kejar-ketertinggalan-produksi-padi-imbas-el-nino-petani-csa-ambil-peran