JAKARTA, investor.id – Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) Fakultas Teknologi Pertanian IPB University Prof. Nuri Andarwulan mengungkapkan, selama ini sawit masih menduduki posisi utama dalam konsumsi minyak nabati dunia. Pada 2020, porsinya mencapai 36%, diikuti oleh soybean oil 28%, rapeseed oil 14% dan sunflower seed oil 9%.
“36% konsumsi minyak nabati dunia diduduki oleh sawit, dan ini sepertinya akan terus meningkat,” ungkap Nuri Andarwulan dalam program Zooming with Primus bertajuk “Peluang dan Tantangan Hilirisasi CPO” yang disiarkan Beritasatu TV, Kamis (18/11/2021).
Nuri menambahkan, 71% produk sawit digunakan untuk pangan seperti margarin, proses pangan olahan, cokelat, dan lainnya. Kemudian 24% untuk consumer product seperti kosmetik, detergen, dan yang lain. Sedangkan 5% digunakan untuk energi. “Jadi memang mayoritasnya itu digunakan untuk pangan,” imbuhnya.
Namun diakui Nuri, selama ini Indonesia belum mengekspor bentuk hilir yang lebih lanjut dibanding produk refined, bleached, and deodorized palm oil (RBDPO) atau bentuk-bentuk bahan baku lainnya.
“Saat ini produk kita yang CPO dan RBDPO masih belum memenuhi kualitas yang disyaratkan negara maju, sehingga produk bahan baku itu bisa diproses menjadi produk yang mempunyai nilai jual lebih tinggi. Masalahnya itu karena karakteristik mutu CPO di Indonesia,” kata Nuri.
Berdasarkan data dari 34 pabrik kelapa sawit seluruh Indonesia, Nuri mengungkapkan dari parameter asam lemak bebas dan kadar air, sampel CPO yang memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) mencapai 75,81%. Sedangkan untuk parameter lain yang tidak ada di SNI tetapi ada di standar negara lain, tidak ada satu pun yang memenuhi syarat negara tersebut atau internasional. “Ini tantangan bagi kita untuk meningkatkan mutu CPO kita,” ujar Nuri.
Editor : Gora Kunjana (gora_kunjana@investor.co.id)
Sumber : BeritaSatu.com