TANJUNG REDEB – Serapan beras lokal terbilang lancar. Sebanyak 24 ton produksi lokal yang diakomodir Dinas Pangan Berau laku terjual.
Kepala Dinas Pangan Berau, Fattah Hidayat menjelaskan, animo masyarakat terhadap beras lokal kian meningkat. Meski daya tahan beras lokal memang tidak sama dengan beras luar Berau. Namun justru sangat diminati konsumen, karena menilai lebih sehat.
“Ini membuktikan konsumsi beras lokal kita kian membaik. Semua ini tak lepas dari komitmen para petani yang mau menghasilkan beras dengan kualitas setara beras luar,” ungkapnya beberapa waktu lalu. Penjualan beras lokal tahun 2021 ini sudah melebihi angka penjualan tahun 2020 yang hanya 22,2 ton. Padahal, tahun 2021 baru akan berakhir sebulan lagi. Masyarakat juga lebih dominan mengonsumsi produksi beras dari lahan kering atau biasa disebut beras gunung.
Selama ini, jika beras gunung sudah habis, warga beralih mengkonsumsi beras sawah. Alasannya, beras gunung lebih pulen dan wangi. Namun, yang menjadi kendala saat ini adalah kuota beras gunung yang sangat terbatas. Sebab hanya ada dua kecamatan yang memproduksi beras gunung, yakni Kecamatan Segah dan Kelay.
Tidak cukup sampai di situ, petani dari dua kecamatan ini tidak menjual seluruh hasil panennya. Tetapi, menyimpan sebagian beras yang dimiliki untuk keperluan pribadi. “Misalnya kita satu kali musim panen itu terima lima ton beras sawah dan lima ton beras gunung, warga pasti akan memburu beras gunung terlebih dahulu, jika beras gunung sudah habis maka berlaih ke beras sawah,” imbuhnya.
Pattah menyebutkan, animo masyarakat tidak terlepas dari peningkatan kualitas beras lokal. Apalagi, tidak menggunakan bahan-bahan kimia lainnya seperti pemutih ataupun pengawet.
Persoalan saat ini hanya masalah margin bagi pelaku usaha tani. Mengingat tingginya biaya produksi yang belum selaras dengan harga jual. Terlebih, harga beli dari pemerintah yang menjadi patokan Perum Bulog masih dibawah standar harga petani.
Di sisi lain, hadirnya toko tani nantinya akan semakin memperluas jangkauan penjualan beras lokal dan hasil pertanian lainnya. “Semoga saja sampai akhir tahun stok beras yang ada di Dinas Pangan akan segera habis maka tidak ada lagi yang tersisa. Ini demi meningkatkan taraf hidup petani kita,” tutupnya. (aky/arp)